Lambang Kota Jambi |
Ketentuan mengenai Lambang dan Moto Kota Jambi diatur melalui Perda No. 15 tahun 2002, perihal Lambang Daerah Kota Jambi, yang ditetapkan di Jambi pada tanggal 21 Mei 2002, dan ditandatangani oleh Walikota Jambi, Drs. H. Arifien Manap, MM., dan Ketua DPRD Kota Jambi, H. Zulkifli Somad, SH., MM.
Lambang Kota Jambi ini secara filosofis melambangkan identitas sejarah dan kebesaran Kerajaan Melayu Jambi dahulu, dimana didalam lambang tersimpul pula secara simbolik kondisi geografis daerah, dan sosiokultural masyarakatnya. Makna yang tersirat dari benda-benda yang tertera didalamnya terrinci sebagai berikut :
BENTUK DAN UKURAN
Lambang Kota Jambi berbentuk Perisai dengan bab yang meruncing dibawah, dikelilingi 3 (tiga) garis dengan warna bab luar putih, tengah berwarna hijau dan bab luar berwarna putih.
Garis hijau yang mengelilingi lambang pada bab atas lebih lebar dan didalamnya tercantum goresan pena "KOTA JAMBI" yang melambangkan nama kawasan dan diapit oleh 2 buah bintang bersudut 5 berwarna putih, yang melambangkan kondisi kehidupan sosial masyarakat Jambi yang terdiri dari aneka macam suku dan agama mempunyai keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Warna dasar lambang berwarna biru langit.
ISI DAN ARTI LAMBANG
:: Senapan/Lelo, Gong & Angsa ::
Lambang Kota Jambi ini secara filosofis melambangkan identitas sejarah dan kebesaran Kerajaan Melayu Jambi dahulu, dimana didalam lambang tersimpul pula secara simbolik kondisi geografis daerah, dan sosiokultural masyarakatnya. Makna yang tersirat dari benda-benda yang tertera didalamnya terrinci sebagai berikut :
BENTUK DAN UKURAN
Lambang Kota Jambi berbentuk Perisai dengan bab yang meruncing dibawah, dikelilingi 3 (tiga) garis dengan warna bab luar putih, tengah berwarna hijau dan bab luar berwarna putih.
Garis hijau yang mengelilingi lambang pada bab atas lebih lebar dan didalamnya tercantum goresan pena "KOTA JAMBI" yang melambangkan nama kawasan dan diapit oleh 2 buah bintang bersudut 5 berwarna putih, yang melambangkan kondisi kehidupan sosial masyarakat Jambi yang terdiri dari aneka macam suku dan agama mempunyai keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Warna dasar lambang berwarna biru langit.
ISI DAN ARTI LAMBANG
:: Senapan/Lelo, Gong & Angsa ::
Setelah orang Kayo Hitam menikah dengan putri Temenggung Merah Mato yang berjulukan Putri Sunbulat Mangurai, maka oleh Temenggung Merah Mato anak dan menantunya itu diberilah sepasang Angsa serta Perahu Kajang Lako kemudian disuruh menghiliri fatwa Sungai Batanghari untuk mencari tempat guna mendirikan kerajaan yang baru.
Kepada anak dan menantunya tersebut dipesankan bahwa tempat yang akan dipilih ialah dimana sepasang Angsa naik ketebing dan mupur di tempat tersebut selama dua hari dua malam.
Setelah beberapa hari menghiliri Sungai Batanghari kedua Angsa naik kedarat di sebelah hilir (Kampung Jam), kampung Tenadang namanya pada waktu itu. Dan sesuai dengan amanah mertuanya maka Orang Kayo Hitam dan istrinya Putri Sunbulat Mangurai beserta pengikutnya mulailah membangun kerajaan gres yang kemudian disebut "Tanah Pilih", dijadikan sebagai sentra pemerintahan kerajaannya (Kota Jambi) kini ini.
Sewaktu Orang Kayo Hitam menebas untuk menerangi tempat tersebut ditemukannya sebuah Gong dan Senapan/Lelo yang diberi nama "SITIMANG" dan "SIDJIMAT", yang kemudian kedua benda tersebut menjadi barang Pusaka Kerajaan Jambi yang disimpan di Museum Negeri Jambi.
:: Keris ::
:: Keris ::
Keris tersebut berjulukan "KERIS SIGINJAI" dan merupakan lambang kebesaran serta kepahlawanan Raja dan Sultan Jambi dahulu, alasannya barang siapa yang mempunyai keris tersebut dialah yang diakui sebagai penguasa atau berkuasa untuk memerintah Kerajaan Jambi.
:: Garis Biru 9 Buah ::
:: Garis Biru 9 Buah ::
Garis-garis ini melambangkan luasnya wilayah Kerajaan Jambi dahulu yang mencakup 9 buah lurah dialiri oleh belum dewasa sungai (batang), masing-masing berjulukan :
1. Batang Asai
2. Batang Merangin
3. Batang Masurai
4. Batang Tabir
5. Batang Senamat
6. Batang Jujuhan
7. Batang Bungo
8. Batang Tebo
9. Batang Tembesi
Batang-batang ini merupakan Anak Sungai Batanghari yang keseluruhannya itu merupakan wilayah Kerajaan Jambi.
:: Garis Hijau 6 Buah ::
:: Garis Hijau 6 Buah ::
Garis ini melambangkan bahwa wilayah Kota Jambi dahulunya secara administratif terdiri dari 6 kecamatan, yaitu :
1. Kecamatan Pasar Jambi
2. Kecamatan Jambi Timur
3. Kecamatan Jambi Selatan
4. Kecamatan Telanaipura
5. Kecamatan Danau Teluk
6. Kecamatan Pelayangan
Kecamatan-kecamatan ini dibuat dengan SK Gubernur Jambi Tanggal 5 Juni 1965 NO. 9/A-I/1965.
Pada tahun 2002 wilayah Kota Jambi dimekarkan menjadi 8 kecamatan yang terdiri dari 62 kelurahan menurut Perda No. 35 tahun 2002. Dua kecamatan gres tersebut yaitu Kecamatan Kota Baru dan Kecamatan Jelutung.
:: Pohon Pinang ::
Pada tahun 2002 wilayah Kota Jambi dimekarkan menjadi 8 kecamatan yang terdiri dari 62 kelurahan menurut Perda No. 35 tahun 2002. Dua kecamatan gres tersebut yaitu Kecamatan Kota Baru dan Kecamatan Jelutung.
:: Pohon Pinang ::
Pohon Pinang melambangkan asalnya isitlah atau perkataan "DJAMBE" dahulu yang kemudiam digunakan sebagai nama untuk menyebut kawasan ini (Keresidenan Jambi, Propinsi Jambi dan Kota Jambi)
Istilah "JAMBI" ini berasal dari perkataan "DJAMBE" (bahasa Jawa). Dan "DJAMBE" ini nama sejenis Pohon Pinang. Istilah "DJAMBE" usang kelamaan berubah menjadi "DJAMBI". Dan terakhir alasannya ejaan yang disempurnakan maka istilah "DJAMBE" berubah pula menjadi JAMBI.
MOTTO "TANAH PILIH PESAKO BETUAH"
Kota Jambi mempunyai motto "TANAH PILIH PESAKO BETUAH" yang tertera pada sehelai Pita Emas dibawah Lambang Kota Jambi, yang mengandung pengertian secara harfiah :
a. Tanah : permukaan bumi paling atas atau kondisi area suatu tempat.
b. Pilih : pilihan yang dipilih dari yang lain dengan teliti
c. Pesako : warisan
c. Betuah : mempunyai kelebihan luar biasa (sakti) yang tidak dimiliki oleh yang lain
TANAH PILIH PESAKO BETUAH pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai berikut :
a. Melambangkan suatu pernyataan bahwa Kota Jambi yaitu berasal dari tanah yang dipilih oleh Raja Jambi untuk dijadikan Pusat Pemerintahan Kerajaan Melayu Jambi yang diwariskan kepada kita yang mempunyai nilai-nilai sejarah yang sangat berharga untuk kita jaga dan pelihara untuk kemudian kita wariskan kepada anak cucu kita kelak.
b. Menggambarkan kehidupan masyarakat Kota Jambi yang rukun, damai, aman, makmur dan sejahtera lahir-batin alasannya mengutamakan kegotongroyongan.
TANAH PILIH PESAKO BETUAH secara filosofis mengandung pengertian sebagai berikut :
"Bahwa Kota Jambi sebagai Pusat Pemerintahan Kota sekaligus sebagai Pusat Sosial Ekonomi serta Kebudayaan juga mencerminkan jiwa masyarakatnya sebagai duta kesatuan baik individu, keluarga dan kelompok maupun secara institusional yang lebih luas, berpegang teguh dan terikat pada nilai-nilai budbahasa istiadat dan aturan budbahasa serta peraturan perundang-undangan yang berlaku."
dikutip dari : http://www.kotajambi.go.id/id/index.php?Itemid=55&id=63&option=com_content&task=viewMOTTO "TANAH PILIH PESAKO BETUAH"
Kota Jambi mempunyai motto "TANAH PILIH PESAKO BETUAH" yang tertera pada sehelai Pita Emas dibawah Lambang Kota Jambi, yang mengandung pengertian secara harfiah :
a. Tanah : permukaan bumi paling atas atau kondisi area suatu tempat.
b. Pilih : pilihan yang dipilih dari yang lain dengan teliti
c. Pesako : warisan
c. Betuah : mempunyai kelebihan luar biasa (sakti) yang tidak dimiliki oleh yang lain
TANAH PILIH PESAKO BETUAH pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai berikut :
a. Melambangkan suatu pernyataan bahwa Kota Jambi yaitu berasal dari tanah yang dipilih oleh Raja Jambi untuk dijadikan Pusat Pemerintahan Kerajaan Melayu Jambi yang diwariskan kepada kita yang mempunyai nilai-nilai sejarah yang sangat berharga untuk kita jaga dan pelihara untuk kemudian kita wariskan kepada anak cucu kita kelak.
b. Menggambarkan kehidupan masyarakat Kota Jambi yang rukun, damai, aman, makmur dan sejahtera lahir-batin alasannya mengutamakan kegotongroyongan.
TANAH PILIH PESAKO BETUAH secara filosofis mengandung pengertian sebagai berikut :
"Bahwa Kota Jambi sebagai Pusat Pemerintahan Kota sekaligus sebagai Pusat Sosial Ekonomi serta Kebudayaan juga mencerminkan jiwa masyarakatnya sebagai duta kesatuan baik individu, keluarga dan kelompok maupun secara institusional yang lebih luas, berpegang teguh dan terikat pada nilai-nilai budbahasa istiadat dan aturan budbahasa serta peraturan perundang-undangan yang berlaku."
0 comments:
Post a Comment