Logo Kota Sukabumi |
Sumber Logo Vector : logovectorcdr.blogspot.com
Sumber Artikel : wikipedia
Sumber Artikel : wikipedia
Kota Sukabumi, yakni sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia.Kota Sukabumi merupakan salah-satu kota dengan luas wilayah terkecil di Jawa Barat.
Ada yang menyampaikan bahwa nama Sukabumi berasal dari bahasa Sunda, yaitu Suka-Bumen, yang bermakna bahwa pada tempat yang mempunyai udara sejuk dan nyaman ini menciptakan orang-orang suka bumen-bumen atau menetap.[2] Penjelasan yang lebih masuk nalar yakni bahwa nama "Sukabumi" berasal dari bahasa Sansekerta suka, "kesenangan, kebahagiaan, kesukaan" dan bhumi, "bumi". Kaprikornus "Sukabumi" artinya "bumi kesukaan".
Sebelum berstatus kota, Sukabumi hanyalah dusun kecil berjulukan "Goenoeng Parang" (sekarang Kelurahan Gunungparang) kemudian berubah menjadi beberapa desa ibarat Cikole atau Parungseah. Lalu pada 1 April 1914, pemerintah Hindia Belanda mengakibatkan kota Sukabumi sebagai Burgerlijk Bestuur dengan status Gemeente (Kotapraja) dengan alasan bahwa di kota ini banyak berdiam orang-orang Belanda dan Eropa pemilik perkebunan-perkebunan yang berada di daerah Kabupaten Sukabumi bab selatan yang harus mendapat pengurusan dan pelayanan yang istimewa.
Selanjutnya pada 1 Mei 1926, Mr. G.F. Rambonnet diangkat menjadi Burgemeester. Pada masa inilah dibangun Stasiun Kereta Api, Mesjid Agung, gereja Kristen; Pantekosta; Katholik; Bethel; HKBP; Pasundan, pembangkit listrik Ubrug; centrale (Gardu Induk) Cipoho, Sekolah Polisi Gubermen yang berdekatan dengan forum pendidikan Islam tradisionil Gunung Puyuh.
Nama Soekaboemi sesungguhnya telah ada sebelum hari jadi Kota Sukabumi yaitu 13 Januari 1815. Kota yang ketika ini berluas 48,15 km2 ini mendapat namanya dari spesialis bedah berjulukan Dr. Andries de Wilde menamakan Soekaboemi. Perlu diketahu Andris de Wilde ini juga yakni seorang Preanger Planter (kopi dan teh) yg bermukim di Bandoeng, dimana eks rumah tinggal dan gudang kopinya kini dijadikan Kantor Pemkot Bandung.
Awalnya ia mengirim surat kepada kawannnya Pieter Englhard mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk mengganti nama Cikole (berdasar nama sungai yg membelah kota Sukabumi) dengan nama Soekaboemi 13 Januari 1815. Sejak itulah Cikole resmi menjadi Soekaboemi. Namun, bukan berarti hari jadi Kota Sukabumi jatuh pada tanggal tersebut. Ceritanya memang tidak singkat, bermula dari komoditas kopi yang banyak diharapkan VOC, Van Rie Beek dan Zwadecroon berusaha menyebarkan lebih luas flora kopi di sekitar Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Tahun 1709 Gubernur Van Riebek mengadakan inspeksi ke kebun kopi di Cibalagung (Bogor), Cianjur, Jogjogan, Pondok Kopo, dan Gunung Guruh Sukabumi. Inilah salah satu alasan dibangunnya jalur lintasan kereta-api yg menghubungkan Soekaboemi dengan Buitenzorg dan Batavia di bab barat dan Tjiandjoer (ibukota Priangan) dan Bandoeng di timur. Saat itu, de Wilde yakni pembantu pribadi Gubernur Jenderal Daendels dan dikenal sebagai tuan tanah di Jasinga Bogor.
Pada 25 Januari 1813, ia membeli tanah di Sukabumi yang luasnya lima per duabelas bab di seluruh tanah yang ada di Sukabumi seharga 58 ribu ringgit Spanyol. Tanah tersebut berbatasan dengan Lereng Gunung Gede Pangrango di sebelah utara, Sungai Cimandiri di bab selatan, kemudian di arah barat berbatasan pribadi dengan Keresidenan Jakarta dan Banten dan di sebelah Timur dengan Sungai Cikupa. Pada tanggal yang sama 354 tahun yang lalu, Belanda besar hati memenangkan perang melawan Spanyol.Setelah Mr. G.F. Rambonnet memerintah ada tiga “Burgemeester” sebagai penggantinya yaitu Mr. W.M. Ouwekerk, Mr. A.L.A. van Unen dan Mr. W.J.Ph. van Waning.
Ada yang menyampaikan bahwa nama Sukabumi berasal dari bahasa Sunda, yaitu Suka-Bumen, yang bermakna bahwa pada tempat yang mempunyai udara sejuk dan nyaman ini menciptakan orang-orang suka bumen-bumen atau menetap.[2] Penjelasan yang lebih masuk nalar yakni bahwa nama "Sukabumi" berasal dari bahasa Sansekerta suka, "kesenangan, kebahagiaan, kesukaan" dan bhumi, "bumi". Kaprikornus "Sukabumi" artinya "bumi kesukaan".
Sebelum berstatus kota, Sukabumi hanyalah dusun kecil berjulukan "Goenoeng Parang" (sekarang Kelurahan Gunungparang) kemudian berubah menjadi beberapa desa ibarat Cikole atau Parungseah. Lalu pada 1 April 1914, pemerintah Hindia Belanda mengakibatkan kota Sukabumi sebagai Burgerlijk Bestuur dengan status Gemeente (Kotapraja) dengan alasan bahwa di kota ini banyak berdiam orang-orang Belanda dan Eropa pemilik perkebunan-perkebunan yang berada di daerah Kabupaten Sukabumi bab selatan yang harus mendapat pengurusan dan pelayanan yang istimewa.
Selanjutnya pada 1 Mei 1926, Mr. G.F. Rambonnet diangkat menjadi Burgemeester. Pada masa inilah dibangun Stasiun Kereta Api, Mesjid Agung, gereja Kristen; Pantekosta; Katholik; Bethel; HKBP; Pasundan, pembangkit listrik Ubrug; centrale (Gardu Induk) Cipoho, Sekolah Polisi Gubermen yang berdekatan dengan forum pendidikan Islam tradisionil Gunung Puyuh.
Nama Soekaboemi sesungguhnya telah ada sebelum hari jadi Kota Sukabumi yaitu 13 Januari 1815. Kota yang ketika ini berluas 48,15 km2 ini mendapat namanya dari spesialis bedah berjulukan Dr. Andries de Wilde menamakan Soekaboemi. Perlu diketahu Andris de Wilde ini juga yakni seorang Preanger Planter (kopi dan teh) yg bermukim di Bandoeng, dimana eks rumah tinggal dan gudang kopinya kini dijadikan Kantor Pemkot Bandung.
Awalnya ia mengirim surat kepada kawannnya Pieter Englhard mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk mengganti nama Cikole (berdasar nama sungai yg membelah kota Sukabumi) dengan nama Soekaboemi 13 Januari 1815. Sejak itulah Cikole resmi menjadi Soekaboemi. Namun, bukan berarti hari jadi Kota Sukabumi jatuh pada tanggal tersebut. Ceritanya memang tidak singkat, bermula dari komoditas kopi yang banyak diharapkan VOC, Van Rie Beek dan Zwadecroon berusaha menyebarkan lebih luas flora kopi di sekitar Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Tahun 1709 Gubernur Van Riebek mengadakan inspeksi ke kebun kopi di Cibalagung (Bogor), Cianjur, Jogjogan, Pondok Kopo, dan Gunung Guruh Sukabumi. Inilah salah satu alasan dibangunnya jalur lintasan kereta-api yg menghubungkan Soekaboemi dengan Buitenzorg dan Batavia di bab barat dan Tjiandjoer (ibukota Priangan) dan Bandoeng di timur. Saat itu, de Wilde yakni pembantu pribadi Gubernur Jenderal Daendels dan dikenal sebagai tuan tanah di Jasinga Bogor.
Pada 25 Januari 1813, ia membeli tanah di Sukabumi yang luasnya lima per duabelas bab di seluruh tanah yang ada di Sukabumi seharga 58 ribu ringgit Spanyol. Tanah tersebut berbatasan dengan Lereng Gunung Gede Pangrango di sebelah utara, Sungai Cimandiri di bab selatan, kemudian di arah barat berbatasan pribadi dengan Keresidenan Jakarta dan Banten dan di sebelah Timur dengan Sungai Cikupa. Pada tanggal yang sama 354 tahun yang lalu, Belanda besar hati memenangkan perang melawan Spanyol.Setelah Mr. G.F. Rambonnet memerintah ada tiga “Burgemeester” sebagai penggantinya yaitu Mr. W.M. Ouwekerk, Mr. A.L.A. van Unen dan Mr. W.J.Ph. van Waning.
0 comments:
Post a Comment