Saturday, October 5, 2019

Desain Logo Gres Kota Bandar Lampung

Logo Baru Kota Bandar Lampung
Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota, sekaligus ibu kota provinsi Lampung, Indonesia. Secara geografis, kota ini menjadi pintu gerbang utama pulau Sumatera, tepatnya kurang lebih 165 km sebelah barat bahari Jakarta, mempunyai andil penting dalam jalur transportasi darat dan acara pendistribusian logistik dari Jawa menuju Sumatera maupun sebaliknya.

Kota Bandar Lampung mempunyai luas wilayah 197,22 km² yang terbagi ke dalam 20 Kecamatan dan 126 Kelurahan dengan populasi penduduk 879.651 jiwa (berdasarkan sensus 2010), kepadatan penduduk sekitar 8.142 jiwa/km² dan diproyeksikan pertumbuhan penduduk mencapai 1,8 juta jiwa pada tahun 2030. Saat ini kota Bandar Lampung merupakan sentra pendidikan dan kebudayaan serta perekonomian di provinsi Lampung.
Zaman Pra Kemerdekaan Indonesia

Wilayah Kota Bandar Lampung pada zaman kolonial Hindia Belanda termasuk wilayah Onder Afdeling Telokbetong yang dibuat menurut Staatsbalat 1912 Nomor : 462 yang terdiri dari Ibukota Telokbetong sendiri dan daerah-daerah disekitarnya. Sebelum tahun 1912, Ibukota Telokbetong ini mencakup juga Tanjungkarang yang terletak sekitar 5 km di sebelah utara Kota Telokbetong (Encyclopedie Van Nedderland Indie, D.C.STIBBE pecahan IV).

Ibukota Onder Afdeling Telokbetong ialah Tanjungkarang, sementara Kota Telokbetong sendiri berkedudukan sebagai Ibukota Keresidenan Lampung. Kedua kota tersebut tidak termasuk ke dalam Marga Verband, melainkan bangun sendiri dan dikepalai oleh seorang Asisten Demang yang tunduk kepada Hoof Van Plaatsleyk Bestuur selaku Kepala Onder Afdeling Telokbetong.

Pada zaman pendudukan Jepang, kota Tanjungkarang-Telokbetong dijadikan Si (Kota) dibawah pimpinan seorang Sicho (bangsa Jepang) dan dibantu oleh seorang Fuku Sicho (bangsa Indonesia).
Zaman Pasca Kemerdekaan Indonesia

Sejak zaman Kemerdekaan Republik Indonesia, Kota Tanjungkarang dan Kota Telokbetong menjadi pecahan dari Kabupaten Lampung Selatan hingga diterbitkannnya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1948 yang memisahkan kedua kota tersebut dari Kabupaten Lampung Selatan dan mulai diperkenalkan dengan istilah penyebutan Kota Tanjungkarang-Telukbetung.

Secara geografis, Telukbetung berada di selatan Tanjungkarang, sebab itu di marka jalan, Telukbetung yang dijadikan patokan batas jarak ibukota provinsi. Telukbetung, Tanjungkarang dan Panjang (serta Kedaton) merupakan wilayah tahun 1984 digabung dalam satu kesatuan Kota Bandar Lampung, mengingat ketiganya sudah tidak ada batas pemisahan yang jelas.

Pada perkembangannya selanjutnya, status Kota Tanjungkarang dan Kota Telukbetung terus berubah dan mengalami beberapa kali ekspansi hingga pada tahun 1965 sesudah Keresidenan Lampung dinaikkan statusnya menjadi Provinsi Lampung (berdasarkan Undang-Undang Nomor : 18 tahun 1965), Kota Tanjungkarang-Telukbetung bermetamorfosis Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung dan sekaligus menjadi ibukota Provinsi Lampung.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1983, Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung bermetamorfosis Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung (Lembaran Negara tahun 1983 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3254). Kemudian menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 tahun 1998 wacana perubahan tata naskah dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II se-Indonesia yang lalu ditindaklanjuti dengan Keputusan Walikota Bandar Lampung nomor 17 tahun 1999 terjadi perubahan penyebutan nama dari “Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung” menjadi “Pemerintah Kota Bandar Lampung” dan tetap dipergunakan hingga dikala ini.
Hari Kaprikornus Kota Bandar Lampung

Hari jadi kota Bandar Lampung ditetapkan menurut sumber sejarah yang berhasil dikumpulkan, -terdapat catatan bahwa menurut laporan dari Residen Banten William Craft kepada Gubernur Jenderal Cornelis yang didasarkan pada keterangan Pangeran Aria Dipati Ningrat (Duta Kesultanan) yang disampaikan kepadanya tanggal 17 Juni 1682 antara lain berisikan: “Lampong Telokbetong di tepi bahari ialah tempat kedudukan seorang Dipati Temenggung Nata Negara yang membawahi 3.000 orang” (Deghregistor yang dibuat dan dipelihara oleh pimpinan VOC halaman 777 dst.)-, dan hasil simposium Hari Kaprikornus Kota Tanjungkarang-Telukbetung pada tanggal 18 November 1982 serta perda Nomor 5 Tahun 1983 tanggal 26 Februari 1983 ditetapkan bahwa hari Kaprikornus Kota Bandar Lampung ialah tanggal 17 Juni 1682.
Perubahan Jumlah Kecamatan

Dengan Undang-Undang No. 5 tahun 1975 dan Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1982 wacana perubahan wilayah, maka kota Bandar Lampung diperluas dengan pemekaran dari 4 kecamatan 30 kelurahan menjadi 9 kecamatan 58 kelurahan. Kemudian menurut SK Gubernur No. G/185.B.111/Hk/1988 tanggal 6 Juli 1988 serta surat persetujuan Mendagri nomor 140/1799/PUOD tanggal 19 Mei 1987 wacana pemekaran kelurahan di wilayah kota Bandar Lampung, maka kota Bandar Lampung terdiri dari 9 kecamatan dan 84 kelurahan. Pada tahun 2001 menurut perda Kota Bandar Lampung No. 04, kota Bandar Lampung menjadi 13 kecamatan dengan 98 kelurahan.

Lalu, pada tanggal 17 September 2012 bertempat di Kelurahan Sukamaju, diresmikanlah kecamatan dan kelurahan gres di wilayah kota Bandar Lampung sebagai hasil pemekaran sesuai dengan perda Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012 wacana Penataan dan Pembentukan Kelurahan dan Kecamatan. Kota Bandar Lampung menjadi 20 kecamatan dengan 126 kelurahan.[4] Adapun 7 kecamatan gres hasil pemekaran terdiri dari :

    Kecamatan Labuhan Ratu pemekaran dari Kecamatan Kedaton.
    Kecamatan Way Halim merupakan pembiasaan dari sebagian wilayah Kecamatan Sukarame dan Kedaton yang dipisah menjadi suatu kecamatan.
    Kecamatan Langkapura pemekaran dari Kecamatan Sukarame.
    Kecamatan Enggal pemekaran dari Kecamatan Tanjungkarang Pusat.
    Kecamatan Kedamaian pemekaran dari Kecamatan Tanjungkarang Timur.
    Kecamatan Telukbetung Timur pemekaran dari Kecamatan Telukbetung Barat.
    Kecamatan Bumi Waras pemekaran dari Kecamatan Telukbetung Selatan.

Bandar Lampung and Surrounding Area

Seiring perkembangannya, kecepatan pertumbuhan penduduk melonjak cukup tinggi semenjak lima tahun terakhir. Pertumbuhan bahkan mencapai 1,1 persen per tahun. Hal itu mulai memicu pertumbuhan kota ini ke arah barat hingga Gedong Tataan; ke timur hingga Tanjung Bintang dan Bergen; serta ke utara hingga Kecamatan Natar. Pada tahun 1986-1989, Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum telah merancang konsep pengembangan Kota Bandar Lampung yang disebut Bandar Lampung and Surrounding Area (Blasa). Konsep ini mencakup Kecamatan Gedong Tataan, Natar, Tanjung Bintang, dan Katibung pecahan utara.

Berikut ialah Daftar logo/lambang lengkap dengan kategori:

Kumpulan Logo/Lambang Militer Indonesia
Logo/Lambang Korem Seluruh Indonesia
Kumpulan Logo Muhammadiyah
Logo Bank Seluruh Indonesia
Logo Polda Seluruh Indonesia
Logo Kota di Seluruh Indonesia
Logo Kabupaten Seluruh Indonesia
Logo/Lambang Provinsi Seluruh Indonesia
Logo Batalyon Infanteri (Yonif) Seluruh Indonesia
Kumpulan Logo Badan Usaha Milik Negera (BUMN)
Kumpulan Logo Asuransi di Indonesia
Logo Politeknik Seluruh Indonesia
Logo Universitas Seluruh Indonesia
Logo Partai Politik Indonesia
Kumpulan Logo Perusahaan
Kumpulan Logo Baru Indonesia
Kumpulan Logo Lama Indonesia
Logo Kodam Seluruh Indonesia

0 comments:

Post a Comment

 

Resources

Travel

Labels