LOGO KOTA SUBULUSSALAM |
Profil
Nama Resmi | : | Kota Subulussalam |
Ibukota | : | Subulussalam |
Provinsi | : | NANGGROE ACEH DARUSSALAM |
Batas Wilayah | : | Utara: Kecamatan Lawe Alas, Kabupaten Aceh Tenggara danKabupaten Dairi, Sumatera Utara Selatan: Kecamatan Singkohor dan Suro Baru, Kabupaten Aceh Singkil Barat: Kecamatan Trumon dan trumon Timur, Kabupaten Aceh selatan Timur: Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara |
Luas Wilayah | : | 1.391,00 Km² |
Jumlah Penduduk | : | 72.919 Jiwa |
Wilayah Administrasi | : | Kecamatan : 5, Kelurahan : -, Desa : 75 |
Alamat Kantor | : | Jl. Teuku Umar |
Website | :- |
(Permendagri No.66 Tahun 2011)
Sejarah
Adapun mengenai riwayat hidupnya, para sarjana berbeda pendapat alasannya tidak diketahui secara niscaya tempat dan kapan lahirnya, akan tetapi menurut fakta sejarah yang ada, Hamzah Fansuri diperkirakan hidup pada medio kala ke-16 ketika Aceh dibawah pemerintahan Sulthan Alaiddin Riayat Syah Sayyidil Mukammil (997-1011 H/ 1589-1604 M). Dari nama belakangnya “Fansur” sanggup kita ketahui bahwa ia berasal dari Barus, kampung kuno yang berada di antara kota Singkil dan Sibolga, tempat pesisir Barat pulau Sumatra itu jikalau diterjemahkan ke dalam bahasa Arab akan menjadi “Fansur”. Sebagaimana tertulis dalam syairnya “Burung Pingai”; Hamzah Fansuri di Negeri Melayu// Tempatnya kapur di dalam kayu// Asalnya manikam tiadakan layu// Dengan ilmu dunia di manakan payu. ‘Kapur’ ini sama maknanya dengan ‘Barus’. Dari sinilah tercipta kosa kata beragam “kapur barus”.Menurut Taufiq Ismail, dalam sastra Indonesia, yang cikal bakalnya yaitu dari bahasa Melayu, posisi Hamzah Fansuri begitu urgensi alasannya dialah penyair pertama yang menulis bentuk syair dalam bahasa Melayu empat kala silam. Kontribusi besarnya bagi bahasa Melayu yaitu fondasi awal yang dipancangkannya terhadap peranan bahasa Melayu sebagai bahasa keempat di dunia Islam sehabis bahasa Arab, Persia, dan Turki Utsmani.
Hamzah Fansuri banyak menerima asupan ilmu di Zawiyah/Dayah Blang Pria Samudera/Pasai, Pusat Pendidikan Tinggi Islam yang dipimpin oleh Ulama Besar dari Persia, Syekh Al-Fansuri, nenek moyangnya Hamzah. Kemudian Hamzah Fansuri mendirikan Pusat Pendidikan Islam di pantai Barat Tanah Aceh, yaitu Dayah Oboh di Rundeng, Subulussalam. Kedalaman ilmu yang dimiliki telah mengangkatnya ke tempat kedudukan tinggi dalam dunia sastra Nusantara. Oleh Prof Dr Naguib Al-Attas ia disebut “Jalaluddin Rumi”nya Kepulauan Nusantara, yang tidak terbawa oleh arus roda zaman. Ulama dan pujangga Islam Nusantara tersohor Hamzah Fansuri meninggal pada selesai pemerintahan Sulthan Iskandar Muda Meukuta Alam (1607-1636 M). Dimakamkan di kampung Oboh Kecamatan Rundeng Kota Subulussalam di Hulu Sungai Singkil.
Arti Logo
arti dari lambang kota subulassalam
Perisai = Kekuatan dan Kekokohan
Rantai = Kebulatan Tekad
Bintang = Nilai Ketuhanan yang Maha Esa
Kitab Terbuka = Kesungguhan untuk menjaga Syariat Islam
Padi dan Kapas = Kesejahteraan yang ingin dicapai masyarakat Kota Subulussalam
Bukit dan Air = Karakteristik dan Topografi Wilayah
Pohon Kepala Sawit = Potensi Andalan Kota Subulussalam
Pepinangan = Penghargaan dan Penghormatan
Pedang = Semangat Kepahlawanan Mengisi Pembangunan
Semboyan “SADA KATA” = Kebulatan Tekad; Satu Kata Dalam Mufakat
0 comments:
Post a Comment