Monday, October 7, 2019

Desain Logo Detasemen Khusus ( Densus 88 ) Anti Teror Polri

Logo Densus 88
Detasemen Khusus 88 atau Densus 88 ialah satuan khusus Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk penanggulangan teroris di Indonesia. Pasukan khusus berompi merah ini dilatih khusus untuk menangani segala ancaman teror, termasuk teror bom. Beberapa anggota juga merupakan anggota tim Gegana.

Detasemen 88 dirancang sebagai unit antiteroris yang mempunyai kemampuan mengatasi gangguan teroris mulai dari ancaman bom sampai penyanderaan. Densus 88 di sentra (Mabes Polri) berkekuatan diperkirakan 400 personel ini terdiri dari hebat investigasi, hebat materi peledak (penjinak bom), dan unit pemukul yang di dalamnya terdapat hebat penembak jitu. Selain itu masing-masing kepolisian kawasan juga mempunyai unit anti teror yang disebut Densus 88, beranggotakan 45 - 75 orang, namun dengan akomodasi dan kemampuan yang lebih terbatas. Fungsi Densus 88 Polda ialah menyidik laporan aktifitas teror di daerah.Melakukan penangkapan kepada personel atau seseorang atau sekelompok orang yang dipastikan merupakan anggota jaringan teroris yang sanggup membahayakan keutuhan dan keamanan negara R.I.

Untuk Melihat daftar logo menurut kategori atau sub katgori tertantu silahkan pada daftar di bawah :
  1. Kumpulan Logo/Lambang Militer Indonesia
  2. Logo/Lambang Korem Seluruh Indonesia
  3. Kumpulan Logo Muhammadiyah
  4. Logo Bank Seluruh Indonesia
  5. Logo Polda Seluruh Indonesia
  6. Logo Kota di Seluruh Indonesia
  7. Logo Kabupaten Seluruh Indonesia
  8. Logo/Lambang Provinsi Seluruh Indonesia
  9. Logo Batalyon Infanteri (Yonif) Seluruh Indonesia
  10. Kumpulan Logo Badan Usaha Milik Negera (BUMN)
  11. Kumpulan Logo Asuransi di Indonesia
  12. Logo Politeknik Seluruh Indonesia
  13. Logo Universitas Seluruh Indonesia
  14. Logo Partai Politik Indonesia
  15. Kumpulan Logo Perusahaan
  16. Kumpulan Logo Baru Indonesia
  17. Kumpulan Logo Lama Indonesia
  18. Logo Kodam Seluruh Indonesia
Densus 88 ialah salah satu dari unit anti teror di Indonesia, disamping Detasemen C Gegana Brimob, Detasemen Penanggulangan Teror (Dengultor) Tentara Nasional Indonesia AD alias Grup 5 Anti Teror, Detasemen 81 Kopasus Tentara Nasional Indonesia AD (Kopasus sendiri sebagai pasukan khusus juga mempunyai kemampuan anti teror), Detasemen Jalamangkara (Denjaka) Korps Marinir Tentara Nasional Indonesia AL, Detasemen Bravo (Denbravo) Tentara Nasional Indonesia AU, dan satuan anti-teror BIN.


Pembentukan
Detasemen 88 - Latihan Penyergapan

Satuan ini diresmikan oleh Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Firman Gani pada tanggal 26 Agustus 2004. Detasemen 88 yang awalnya beranggotakan 75 orang ini dipimpin oleh Ajun Komisaris Besar Polisi Tito Karnavian yang pernah menerima training di beberapa negara.

Densus 88 dibuat dengan Skep Kapolri No. 30/VI/2003 tertanggal 20 Juni 2003, untuk melaksanakan Undang-undang No. 15 Tahun 2003 wacana penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 wacana Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, yaitu dengan kewenangan melaksanakan penangkapan dengan bukti awal yang sanggup berasal dari laporan intelijen manapun, selama 7 x 24 jam (sesuai pasal 26 & 28). Undang-undang tersebut terkenal di dunia sebagai "Anti Teror Act".

Angka 88 berasal dari kata ATA (Anti Terror Act), yang bila dilafalkan dalam bahasa Inggris berbunyi Ei Ti Ekt. Pelafalan ini kedengaran menyerupai Eighty Eight (88). Makara arti angka 88 bukan menyerupai yang selama ini beredar bahwa 88 ialah representasi dari jumlah korban bom bali terbanyak (88 orang dari Australia), juga bukan pula representasi dari borgol.

Pasukan khusus ini didanai oleh pemerintah Amerika Serikat melalui bab Jasa Keamanan Diplomatik (Diplomatic Security Service) Departemen Luar Negeri AS dan dilatih pribadi oleh pelatih dari CIA, FBI, dan U.S. Secret Service.  Kebanyakan staf pengajarnya ialah bekas anggota pasukan khusus AS. Informasi yang bersumber dari FEER pada tahun 2003 ini dibantah oleh Kepala Bidang Penerangan Umum (Kabidpenum) Divisi Humas Polri, Komisaris Besar Zainuri Lubis, dan Kapolri Jenderal Pol Da’i Bachtiar. Sekalipun demikian, terdapat sumbangan signifikan dari pemerintah Amerika Serikat dan Australia dalam pembentukan dan operasional Detasemen Khusus 88. Pasca pembentukan, Densus 88 dilakukan pula kerjasama dengan beberapa negara lain menyerupai Inggris dan Jerman. Hal ini dilakukan sejalan dengan UU Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme pasal 43.
Persenjataan

Satuan pasukan khusus gres Polisi Republik Indonesia ini dilengkapi dengan persenjataan dan kendaraan tempur buatan banyak sekali negara, menyerupai senapan serbu Colt M4, senapan serbu Steyr AUG (seperti gambar diatas), HK MP5, senapan penembak jitu Armalite AR-10, dan shotgun Remington 870. Bahkan dikabarkan satuan ini akan mempunyai pesawat C-130 Hercules sendiri untuk meningkatkan mobilitasnya. Sekalipun demikian kelengkapan persenjataan dan peralatan Densus 88 masih jauh dibawah pasukan anti teror negara maju menyerupai SWAT Team di Kepolisian Amerika.
Operasi yang diketahui
Detasemen 88 - Konvoi Tempur

    9 November 2005 - Detasemen 88 Mabes Polisi Republik Indonesia menyerbu kediaman buronan teroris Dr. Azahari di Kota Batu, Jawa Timur yang menjadikan tewasnya buronan nomor satu di Indonesia dan Malaysia tersebut.
    2 Januari 2007 - Detasemen 88 terlibat dalam operasi penangkapan 19 dari 29 orang warga Poso yang masuk dalam daftar pencarian orang di Kecamatan Poso Kota. Tembak-menembak antar polisi dan warga pada insiden tersebut menewaskan seorang polisi dan sembilan warga sipil.[5]
    9 Juni 2007 - Yusron Mahmudi alias Abu Dujana, tersangka jaringan teroris kelompok Al Jamaah Al Islamiyah, ditangkap di desa Kebarongan, Kemranjen, Banyumas, Jateng
    8 Agustus 2009 - Menggerebek sebuah rumah di Jati Asih, Bekasi dan menewaskan 2 tersangka teroris
    7 - 8 Agustus 2009 - Mengepung dan karenanya menewaskan tersangka teroris Ibrahim alias Baim di Desa Beji kawasan Kedu, Temanggung.[6]
    16 September 2009 - Menangkap dua tersangka teroris yakni Rahmat Puji Prabowo alias Bejo dan Supono alias Kedu di Pasar Gading, Solo, sekitar lima jam sebelum penangkapan di Kepuhsari, Mojosongo.
    17 September 2009 - Pengepungan teroris di Kampung Kepuhsari Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Solo dan menewaskan 4 tersangka teroris diantaranya ialah Noordin Mohammed Top, Bagus Budi Pranowo alias Urwah, Hadi Susilo, Aryo Sudarso alias Aji dan isteri Hadi Susilo, Munawaroh, yang berada di dalam rumah karenanya selamat tapi terkena tembakan di bab kaki.

Keanggotaan Yang Mirip

Di beberapa negara ada yang menyerupai dengan Detasemen Khusus 88 AT. Seperti di Amerika Serikat ada Yang disebut tim Special Weapons and Tactics dan juga di Britania Raya ada yang disebut tim SAS British.
dikutip dari wikipedia


Dan dibawah ini ialah daftar Logo kategori Militer yang ada di Blog saya :

0 comments:

Post a Comment

 

Resources

Travel

Labels