Friday, October 18, 2019

Desain Logo Kota Batu

Logo Kota Batu, Lambang Kota Batu, Logo  cdr Kota Batu, logo vector Kota Batu, arti lambang Kota Batu, gambar , download logo Kota Batu, gambar LogoKota Batu , vektor logo Kota Batu gratis

Logo Kota Batu
Kota Batu yakni sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 15 km sebelah barat Kota Malang, berada di jalur Malang-Kediri dan Malang-Jombang. Kota Batu berbatasan eksklusif dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan di sebelah utara serta dengan Kabupaten Malang di sebelah timur, selatan, dan barat. Wilayah kota ini berada di ketinggian 680-1.200 meter dari permukaan bahari dengan suhu udara rata-rata 15-19 derajat Celsius.

Sejak periode ke-10, wilayah Batu dan sekitarnya telah dikenal sebagai tempat peristirahatan bagi kalangan keluarga kerajaan, sebab wilayah yakni daerah pegunungan dengan kesegaran udara yang nyaman, juga didukung oleh keindahan pemandangan alam sebagai ciri khas daerah pegunungan.

Pada waktu pemerintahan Raja Sindok , seorang petinggi Kerajaan berjulukan Mpu Supo diperintah Raja Sendok untuk membangun tempat peristirahatan keluarga kerajaan di pegunungan yang didekatnya terdapat mata air. Dengan upaya yang keras, jadinya Mpu Supo menemukan suatu tempat yang kini lebih dikenal sebagai tempat Wisata Songgoriti.

Atas persetujuan Raja, Mpu Supo yang konon kabarnya juga sakti mandraguna itu mulai membangun tempat Songgoriti sebagai tempat peristirahatan keluarga kerajaan serta dibangunnya sebuah candi yang diberi nama Candi Supo.

Ditempat peristirahatan tersebut terdapat sumber mata air yang mengalir hirau taacuh dan sejuk menyerupai semua mata air di wilayah pegunungan. Mata air hirau taacuh tersebut sering digunakan mencuci keris-keris yang bertuah sebagai benda pusaka dari kerajaan Sendok. Oleh sebab sumber mata air yang sering digunakan untuk mencuci benda-benda kerajaan yang bertuah dan memiliki kekuatan supranatural (Magic) yang maha dasyat, jadinya sumber mata air yang semula terasa hirau taacuh dan sejuk jadinya menjelma sumber air panas. Dan sumberair panas itupun hingga ketika ini menjadi sumber kekal di tempat Wisata Songgoriti.

Wilayah Kota Batu yang terletak di dataran tinggi di kaki Gunung Panderman dengan ketinggian 700 hingga 1100 meter di atas permukaan laut, menurut kisah-kisah orang renta maupun dokumen yang ada maupun yang dilacak keberadaannya, hingga ketika ini belum diketahui kepastiannya ihwal kapan nama "B A T U" mulai disebut untuk menamai tempat peristirahatan tersebut.

Dari beberapa pemuka masyarakat setempat memang pernah mengisahkan bahwa sebutan Batu berasal dari nama seorang ulama pengikut Pangeran Diponegoro yang berjulukan Abu Ghonaim atau disebut sebagai Kyai Gubug Angin yang selanjutnya masyarakat setempat bersahabat menyebutnya dengan panggilan Mbah Wastu. Dari kebiasaan kultur Jawa yang sering memperpendek dan mempersingkat mengenai sebutan nama seseorang yang dirasa terlalu panjang, juga biar lebih singkat penyebutannya serta lebih cepat jikalau memanggil seseorang, jadinya lambat laun sebutan Mbah Wastu dipanggil Mbah Tu menjadi Mbatu atau kerikil sebagai sebutan yang digunakan untuk Kota Dingin di Jawa Timur.

Sedikit menengok ke belakang ihwal sejarah keberadaan Abu Ghonaim sebagai cikal bakal serta orang yang dikenal sebagai pemuka masyarakat yang memulai tebas bantalan dan digunakan sebagai ide dari sebutan wilayah Batu, bekerjsama Abu Ghonaim sendiri yakni berasal dari JawaTengah. Abu Ghonaim sebagai pengikut Pangeran Diponegoro yang setia, dengan sengaja meninggalkan daerah asalnya Jawa Tengah dan hijrah dikaki Gunung Panderman untuk menghindari pengejaran dan penangkapan dari serdadu Belanda (Kompeni)

Abu Ghonaim atau Mbah Wastu yang memulai kehidupan barunya bersama dengan masyarakat yang ada sebelumnya serta ikut membuatkan rasa, pengetahuan dan pedoman yang diperolehnya semasa menjadi pengikut Pangeran Diponegoro. Akhirnya banyak penduduk dan sekitarnya dan masyarakat yang lain berdatangan dan menetap untuk berguru, menuntut ilmu serta berguru agama kepada Mbah Wastu.

Bermula mereka hidup dalam kelompok (komunitas) di daerah Bumiaji, Sisir dan Temas jadinya lambat laun komunitasnya semakin besar dan banyak serta menjadi suatu masyarakat yang ramai.
dikutip dari Wikipedia

0 comments:

Post a Comment

 

Resources

Travel

Labels